Suatu ketika
Musa a.s. memohon kepada Allah swt. untuk menunjukkan kepadanya salah satu
sahabat Allah, dan sebuah suara menjawab:
“Pergilah ke
sebuah lembah dan di sana engkau akan menjumpai seorang yang dicintai, orang
terpilih, yang menempuh Jalan (pencapaian)!”
Musa pun
pergi dan menjumpai orang tersebut, berpakaian compang-camping, dikerubuti
berbagai serangga dan binatang melata lainnya.
Musa bertanya, “Dapatkah aku membantumu?”
Laki-laki tersebut menjawab, “Utusan Allah, bawakanlah aku secangkir air, karena sangat haus!”
Ketika Musa kembali dengan membawa air, ia menemukan laki-laki tersebut terkapar sekarat. Ia pergi mencari potongan baju untuk membalutnya. Ketika kembali, ia justru melihat tubuh laki-laki tersebut dilahap seekor singa padang pasir.
Musa sangat tertekan dan menangis:
Musa bertanya, “Dapatkah aku membantumu?”
Laki-laki tersebut menjawab, “Utusan Allah, bawakanlah aku secangkir air, karena sangat haus!”
Ketika Musa kembali dengan membawa air, ia menemukan laki-laki tersebut terkapar sekarat. Ia pergi mencari potongan baju untuk membalutnya. Ketika kembali, ia justru melihat tubuh laki-laki tersebut dilahap seekor singa padang pasir.
Musa sangat tertekan dan menangis:
“Engkau Yang
Mahaperkasa dan Maha Mengetahui, Yang mengubah lumpur menjadi manusia. Sebagian
menjadi penghuni Surga, lainnya harus disiksa, satu bahagia yang lain
menderita. Ini lawan asas yang tidak dapat dimengerti oleh siapa pun.”
Kemudian
muncul suara dari dalam diri Musa:
“Orang ini
telah bergantung kepada Kami untuk minum dan kemudian berpaling dari
kepercayaan itu. Ia bergantung kepada Musa untuk makanannya, percaya pada
perantara. Ia telah bersalah karena meminta bantuan dari yang lain setelah puas
dengan Kami …”
Hatimu senantiasa melekat sendiri dan makin melekat
lagi pada keinginan. Engkau harus tahu bagaimana menjaga hubungan dengan
asal-usulmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar