KISAH KERAJAAN KEDIRI II / V

Setelah tiga tahun hidup di hutan, Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingat kota Wwatan sudah hancur, Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan. Ketika Airlangga naik takhta tahun 1009 itu, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah Sidoarjo dan Pasuruan saja, karena sepeninggal Dharmawangsa Teguh, banyak daerah bawahan yang melepaskan diri.
Pada tahun 1019 M Airlangga secara resmi dinobatkan sebagai raja oleh para pendeta syiwa, Buddha dan mahabrahmana sebagai raja dengan gelar “Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa”.             .            
            Pada tahun 1023, Kerajaan Sriwijaya yang merupakan musuh besar Wangsa Isyana dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India. kejadian ini dijadikan oleh Airlangga sebagai waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri menaklukkan Pulau Jawa.
Sejak tahun 1025, Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruhnya seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Mula-mula yang dilakukan Airlangga adalah menyusun kekuatan untuk
menegakkan kembali kekuasaan Wangsa Isyana atas pulau Jawa.
Airlangga pertama-tama mengalahkan Raja Hasin. Pada tahun 1030 Airlangga mengalahkan Wisnuprabhawa raja Wuratan, Wijayawarma raja Wengker, kemudian Panuda raja Lewa. Pada tahun 1031 putra Panuda mencoba membalas dendam namun dapat dikalahkan oleh Airlangga. Ibu kota Lewa dihancurkan pula
Pada tahun 1032 (prasasti Terep) seorang raja wanita dari daerah Tulungagung sekarang berhasil mengalahkan Airlangga. Istana Watan Mas dihancurkannya. Airlangga terpaksa melarikan diri ke desa Patakan ditemani Mapanji Tumanggala, dan membangun ibu kota baru di Kahuripan. Raja wanita pada akhirnya dapat dikalahkannya.
Dalam tahun 1032 itu pula Airlangga dan Mpu Narotama mengalahkan Raja Wurawari, membalaskan dendam Wangsa Isyana. Terakhir tahun 1035, Airlangga menumpas pemberontakan Wijayawarma raja Wengker yang pernah ditaklukannya dulu. Wijayawarma melarikan diri dari kota Tapa namun kemudian mati dibunuh rakyatnya sendiri.
Berdasarkan prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke Kahuripan (daerah Sidoarjo sekarang)
Kerajaan yang baru dengan pusatnya di Kahuripan, Sidoarjo ini, wilayahnya membentang dari Pasuruan di timur hingga Madiun di barat. Pantai utara Jawa, terutama Surabaya dan Tuban, menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya.
Pada prasasti Pucangan yang bertarikh 1041 Masehi dan Prasasti Baru yang bertarikh 1030 Masehi, tercatat peperangan yang dilakukan oleh Airlangga, secara berturut-turut adalah memerangi raja Wengker namun gagal, kemudian memerangi raja Wuratan berhasil menang, lalu menyerang Wengker lagi dan gagal lagi, setelah itu memerangi raja Hasin dan berhasil menang, kemudian menyerang anaknya raja Wengker dan berhasil menang, kemudian menyerang raja Wora-Wari dan berhasil menang, dan yang terakhir memerangi Wengker dan menang.


Airlangga juga memperluas wilayah kerajaan......



sebelumnya                                                                                                       sesudahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar